Jumat, 10 Februari 2012

Bisnis Jalan, Owner Jalan-Jalan

Sebelum kita berbicara panjang lebar tentang bisnis, mari kita kupas terlebih dahulu sebenarnya apa sih definisi bisnis itu sendiri?? Usaha seperti apa yang bisa disebut bisnis itu?? Jangan-jangan bisnis yang kita geluti selama ini belum layak dikategorikan sebagai bisnis yang baik dan hanya menjadi ‘busyness’ aja bagi kita, hehehe

Business is the profitable and comercial enterprices that works without you

Yap! Setidaknya ada 3 point penting yang dapat kita ambil dari definisi bisnis di atas. Pertama adalah profitable, bisnis haruslah menguntungkan. Saya sepakat kalau keuntungan secara materi bukan menjadi tujuan utama dari berbisnis, ada yang bertujuan untuk kegiatan sosial, ada yang bertujuan untuk kegiatan keagamaan, dll. Namun, apapun yang menjadi tujuan akhir dari bisnis hendaknya tidak melupakan keuntungan, jangan sampai tujuan mulia kita menjalankan bisnis justru mendatangkan kezaliman karena kerugian yang didertia oleh perusahaan. Kedua adalah comercial enterprices, bisnis yang kita jalankan haruslah layak untuk dijual kepada investor, banyak sarat yang harus dipenuhi untuk point yang kedua ini, diantaranya adalah akuntabilitas keuangan, manajemen yang rapi, leadership yang kokoh, dll. Saya meyakini bahwa dengan masuknya pihak lain sebagai investor dalam perusahaan akan membuat perkembangan usaha menjadi lebih cepat, kontrol keuangan menjadi lebih terbuka dan akuntabel, serta masih banyak kelebihan yang lain. Maka menjadi wajib bagi bisnisman untuk membuat perusahaannya layak dijual kepada investor. Ketiga adalah works without you, bisnis yang kokoh haruslah mampu bekerja tanpa ada owner yang setiap saat dan setiap waktu memantau perusahaan, hal ini dapat dicapai apabila sistem dan mekanisme kerja telah tertata secara rapi dan baik.

Naahhh...buat rekan-rekan yang sudah memulai bisnis, mari kita evaluasi, apakah bisnis yang sudah jalan masuk dalam 3 kategori di atas...apabila sudah maka layak untuk terus dibesarkan dan dikembangkan tanpa henti, bangsa Indonseia sedang menunggu munculnya bisnis-bisnis baru yang mampu mengentaskan rakyatnya dari kemiskinan. Namun, apabila belum jangan berhenti untuk terus memperbaiki sistem yang ada, teruslah sempurnakan apa yang sudah dimulai. Karena memang ketiga point di atas bisa dilakukan secara bertahap. Biasanya pada awal-awal memulai usaha semua masih berantakan, bahkan untung aja belum bisa. Nah, teruslah berjuang dan berusaha agar bisnis yang kita geluti dapat mencapai ketiga kriteria di atas. Kita harus totalitas dalam bisnis, pilihannya hanya terjun 0% atau 100%. Totalitas atau tidak sama sekali!

Memang tidak ada jaminan bahwa bisnis lebih menyenangkan dari pada bekerja pada perusahaan besar, oil company misalnya. Tidak pernah bisnis menjanjikan mimpi di siang bolong. Tapi bisnis menjanjikan kita jalan yang benar untuk menukar kerja keras kita dengan kesuksesan personal, relationship, dan keberlimpahan harta yang berkah. Siapapun yang memulai bisnis harus siap dengan perjalanan panjang dan melelahkan, tapi ketahuilah dari situlah pelejitan diri akan dimulai, potensi diri akan keluar, mental kita akan di asah, pasti suatu saat nanti sebutlah 10 tahun dari sekarang akan tampak berbeda mental seorang bisnisman dengan seorang karyawan.

Bisnis owner harus terus mencari asupan gizi, terus bergerak menambah pengetahuan untuk memperkokoh mindset positif, dan terus menambah database keilmuan yang akan menguatkan mental saat kita jatuh. Tidak ada kata ‘sudah’ pintar bagi seorang pembelajar . . .

Mari kita berlelah-lelah merintih di awal untuk membangun ‘mesin uang’ yang mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman sembari menunggu dengan sabar matahari akan terbit tanda usaha sudah mulai hangat dan mencerahkan banyak orang. Apabila sudah demikian, silahkan owner jalan-jalan, tentu bukan untuk menghambur-hamburkan keberlimpahan harta. Tetapi sedikit melepas lelah dan menikmati keindahan dunia, hehehe
Sampai jumpa pada episode kesuksesan selanjtnya!

Catatan si eM
Inspired by @masarmy

The Cashflow Quadran

Menurut pakar bisnis dunia Robert T Kiyosaki, penghasil pendapatan seseorang atau yang terkenal dengan sebutan cash flow quadran dibagi menjadi 4, yang terbagi menjadi kuadran kanan dan kuadran kiri. Pada kuadran kiri terdapat E(Employee) dan S (Self Employed), sedangkan pada kuadran kanan terdapat B (Business Owner) dan I (Investor).
 

Kuadran Kiri
Employee adalah pekerja/karyawan mulai dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi yang intinya adalah mereka yang bekerja pada orang lain. Sedangkan, Self Employed adalah mereka yang bekerja secara lepas, mereka selalu berusaha menjadi bos bagi diri mereka sendiri, contohnya dokter, pengacara, konsultan, arsitek,dll.
 
Pada kuadran kiri pola yang terjadi adalah untuk menghasilkan income mereka harus bekerja. Apabila tidak bekerja maka tidak ada income yang masuk.

Kuadran Kanan
Business Owner adalah pemilik usaha, mereka seolah membuat suatu ‘mesin uang’ yang bekerja secara terus menerus untuk menghasilkan income kepada mereka. Mereka tidak bekerja secara keras seperti employee atau self employed, mereka selalu punya waktu luang dan bisa menikmati hidup seperti yang mereka inginkan.
Investor adalah mereka yang tidak punya masalah dengan uang, pekerjaan mereka adalah berinvestasi. Mereka selalu berfikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
 
Pada kuadran kanan mereka bekerja untuk menghasilkan aset yang kemudian mampu menghasilkan income bagi mereka. Aset inilah yang kemudian bekerja layaknya ‘mesin uang’ yang akan menghasilkan income bagi pemiliknya. Orang-orang yang berada pada kuadran kanan tidak terlalu terikat dengan waktu dan jam kerja yang padat, apabila mereka tidak dapat bekerja maka tidak akan ada masalah dengan income karena sistem yang dibuat sudah mampu menghasilkan income secara baik. Permasalahan yang sering muncul pada kuadran kanan adalah bagaimana membuat suatu aset atau ‘mesin uang’ yang baik yang dapat menghasilkan profit, dapat dijual kepada para investor, dan mampu terus bekerja tanpa harus sang pemiliki aset ikut bekerja dan terlibat secara penuh di dalam sistem.

Saya tidak akan membahas secara mendalam semua kuadaran di atas, saya akan menekankan pada kuadran Business Owner, yang akan saya jelaskan kemudian pada tulisan saya selanjutnya yang berjudul “ Bisnis Jalan, Owner Jalan-Jalan”. So, simak terus yaa, hehehe

Catatan si eM

Rabu, 08 Februari 2012

Tuhan, Inilah Proposal Hidupku, Kabulkanlah . . .

Aku, namaku Muhammad Arief Furqaan, terima kasih ya Allah karena sampai hari ini Engkau memberikan jalur perjalanan hidup yang spesial untukku. Aku meyakini bahwa di dunia ini tidak ada satupun orang yang memiliki perjalanan hidup yang sama persis denganku. Terima kasih ya Allah Engkau telah membuat aku hidup sampai tulisan ini aku buat.

Aku besar di sebuah keluarga kecil di desa Purworejo Kabupaten Kediri, di situlah aku dibesarkan dan melewati usia remaja. Aku hidup bersama dengan 3 orang saudara kandung dan akulah anak pertama dari kedua orang tuaku. Keluargaku cukup memperhatikan kehidupan beragama anak-anaknya, dari orang tuakulah aku belajar sholat dan mengaji, dari orang tua juga aku belajar dasar-dasar ilmu Fiqih dalam beribadah. Namun, yang paling berharga dari orang tuaku adalah keteladanan mereka dalam mengajarkan makna kehidupan yang sedikit banyak mempengaruhi pola pikir seorang Arief Furqaan. Dari bapak ibuk juga aku mengerti bahwa semua hal-hal duniawi itu sifatnya sementara, terlebih harta, kepemilikannya di tangan kita tidak ada yang lama, sehingga memberi kepada orang lain ataupun kehilangan harta bukan lagi hal ‘tabu’ bagiku.

Aku adalah anak pertama dari 4 bersaudara, pelajaran berharga yang ditanamkan bapak untuk anak pertamanya adalah “Anak pertama harus sukses, biar bisa jadi contoh buat adik-adiknya!” Maka mau tidak mau, suka ataupun tidak aku sering mendapat ‘marah’ dari bapak apabila aku sedikit melenceng dari jalur kesuksesan. Mudah-mudahan aku terbiasa berada pada jalur orang-orang sukses. Sukses dunia akhirat tentunya...

Sedikit Pandangan Tentang Hidup
Allah telah mewahyukan kepada Nabi bahwa manusia dan jin tidak diciptakan kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Maka sudah menjadi ideologi bersama bahwa beribadah adalah jalan untuk memperoleh ridho-Nya. Allah juga memberi petunjuk agar menjadi khalifah di muka bumi, maka berkarya dan berkontribusi untuk sesama adalah keharusan. Bahkan Allah juga memberi perintah kepada orang-orang beriman untuk berdakwah dan menegakkan Islam. Pendeknya, kita diberi kesempatan hidup di bumi untuk berbuat sebaik-baiknya agar  tercapai kebahagiaan di dunia terlebih kebahagiaan di akhirat. Maka dari itu, nilai-nilai keagamaan yang menjadi landasan dan tujuan hidup perlu dikejawantahkan ke dalam tindakan nyata selama kita berada di dunia.

Prestasi Terbaikku
Ada 4 pilar yang akan menjadi konsentrasiku dalam berkarya yaitu : Bisnis, Politik, Pendidikan, dan Kesehatan. Kesemuanya akan dijelaskan sebagai berikut:

    Bisnis
Menjadi pengusaha adalah cita-citaku sejak dulu, bahkan sejak SMA aku sudah berikrar bahwa aku tidak akan berhenti berjuang sebelum mempunyai 1000 orang yang terbantukan atas usahaku. Sebagai kiprah awalku di dunia usaha adalah berdirinya Sagitta Komputer. Maka pada tahun 2025 aku akan menjadi pengusaha komputer nomor 1 di Jawa Timur. Bisnis di bidang lain tentu menjadi tawaran menarik bagiku, hal ini akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan jaringan. Aku tidak akan berhenti berjuang sebelum 1000 orang terbantukan!
 
    Politik
Dalam bidang politik, menjadi anggota DPRD Kab. Kediri pada tahun 2018, 2022 anggota DPRD Propinsi Jatim. Tahun 2026 menjadi Bupati Kediri. Tahun 2034 siap menjadi Gubernur Jatim. Singkatnya aku siap memimpin Jawa Timur tahun 2034! Semoga aku bisa menjadi pemimpin yang amanah...
 
    Pendidikan
Sungguh suatu kebahagiaan apabila dengan campur tangan kita seseorang bisa terdidik dan memiliki pola pikir yang luar biasa, mengerti secara mendalam makna tauhid dan Islam secara menyeluruh, serta tentu saja mampu mendidik orang lain. Maka tahun 2027 aku akan mendirikan ‘Rumah Pendidikan Islam’. Perlu juga peningkatan kualitas pendidikan untuk pendidikan formal yang sudah berjalan, maka bantuan pemikiran, tenaga, ataupun harta akan saya curahkan untuk pendidikan yang lebih baik.
 
    Kesehatan
Singkat saja, aku akan punya RS tahun 2035, lima tahun kemudian menjadi RS paling besar di Kediri.


Aku dan Keluarga
Tentu tidak akan seimbang hidup, bahkan akan sangat sulit mencapai mimpi dan cita-cita apabila lingkungan keluarga tidak kokoh. Maka hari ini juga aku memohon kepada Allah agar dikaruniakan istri yang sholehah yang akan bersama-sama mewujudkan mimpi dan cita-cita bersama. Semoga Allah selalu melindungi keluarga kecil yang aku pimpin dan menjadikannya keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Semoga keluarga kecil ini dikaruniai anak-anak yang sholeh/at yang kelak akan memimpin dunia menuju ridho Allah. Aku menikah 2012, insya Allah.

Sungguh bahagia apabila keluarga besar dari pihak istri dan keluargaku sendiri bisa bersatu, bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan. Sungguh bahagia apabila keluarga besar ini bisa tetap saling harmonis dan menjaga hubungan baik sampai kapanpun. Tidak terpecah belah oleh harta, tahta dan hal-hal keduniawian lainnya. Aammiiiiiin...

Penutup
Hal-hal yang belum diatur dan mendukung terlaksananya proposal ini akan diatur dan ditetapkan secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Ya Allah, apabila Engkau meridhai proposal hidupku, maka kabulkanlah permohonanku dan berilah aku keteguhan hati serta kekuatan untuk menjalaninya. Namun, apabila Engkau tidak ridho dengan proposal hidupku, berilah aku petunjukmu ke jalan yang lurus...


Bandung, 8 Februari 2012
Catatan si eM

Senin, 06 Februari 2012

Your City is Your Responsibility

Tidak sedikit orang-orang yang pergi merantau keluar dari kota kelahirannya. Entah itu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, atau bahkan hanya untuk mendapatkan suasana kota yang lebih nyaman.

Sebutlah itu saya, tumbuh besar di kabupaten Kediri Jawa Timur kemudian pergi merantau ke kota Bandung untuk mengais ilmu dari kota yang memiliki hawa sejuk dan kontur perbukitan yang semakin menambah indah pemandangan kota. Lima tahun lebih saya hidup di kota Bandung, sebuah waktu yang lebih dari cukup untuk menikmati berbagai area pariwisata dan sudut-sudut kota yang memberikan sajian istimewa khas kota Bandung.
Taman Cikapayang, Bandung

Hingga suatu ketika saya digeluti oleh kegelisahan yang mendalam tentang apa peran dan kontribusi saya selama ini untuk kota yang telah memberikan saya banyak ilmu dan pengalaman hidup, sebuah kota yang telah mengembangkan pola pikir saya dari seorang remaja labil menjadi seorang dewasa yang penuh kematangan dalam berpikir. Bukankah Rosul telah mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain, bukankah Al-Qur’an juga dengan jelas menyebutkan bahwa kita umat manusia  adalah khalifah di muka bumi, bukankah Allah juga telah memerintahkan umat manusia untuk mengajak kepada yang ma’ruf. Sungguh itu semua adalah ajaran Islam yang mengedepankan agar setiap manusia bergerak dan berkontribusi positif terhadap sesama, terhadap lingkungannya, terhadap kotanya, maupun terhadap bangsanya.

Sejurus kemudian saya teringat akan waktu-waktu yang telah lalu ketika saya menghambur-hamburkan uang saku yang diberikan orang tua untuk saya, ketika saya tidak memaksimalkan waktu dan kesempatan saya untuk berbuat banyak selama di Bandung, ketika saya lebih memilih untuk bersantai ketika keadaan sedang membutuhkan keseriusan saya, serta ketika saya membiarkan hidup saya mengalir begitu saja yang entah ke mana akan bermuara. Sungguh hari-hari itu ingin rasanya mengulangnya dan memberikan yang terbaik yang saya bisa.

Saya menyadari itu semua hari ini, ketika beberapa hari lagi saya memutuskan untuk pulang ke kota di mana saya dibesarkan. Tentu karena saya sudah tidak lagi berstatus sebagai mahasiswa itb. Ada perasaan duka ada juga perasaan suka, semuanya bercampur menjadi satu membentuk suatu awan hitam yang menyelimuti pikiran saya akhir-akhir ini. Suka karena saya bisa juga menyelesaikan pendidikan strata satu saya, duka karena ternyata sampai setua ini belum satupun karya yang bisa saya persembahkan setidaknya untuk kota yang telah mendewasakan saya.

So, boys...whats next!?

Tentu saat ini kecil kesempatan bagi saya untuk memberikan sumbangsih kepada kota Bandung, maka saya mulai menuliskan mimpi dan kontribusi saya untuk kota tujuan saya selanjutnya, K.E.D.I.R.I., serpihan-serpihan rencana yang berserakan mulai saya kumpulkan kembali dan merenungkan apa yang bisa saya perbuat untuk kota yang telah membesarkan saya.
Simpang Lima Gumul, Kediri

Perjuangan dakwah, aktivitas bisnis, sosial politik, community development, dan berbagai kegiatan lain mulai saya rencanakan. Tentu dengan target dan aktivitas yang proporsional dan masuk akal, saya tidak mau berlebihan dalam menjalani hidup, karena sikap yang berlebihan dalam menjalani sesuatu akan sangat sulit bahkan mendekati mustahil untuk istiqomah atau konsisten dalam menjalaninya. Bolehlah kita terbang tinggi dalam menancapkan mimpi dan harapan di angkasa, namun jangan sampai melupakan juga bahwa kaki haruslah tetap menginjak bumi. Langkah demi langkah kecil dan konkret harus segera dilaksanakan. Karena setiap perjalanan panjang dan melelahkan selalu ada langkah pertama dan sederhana dalam mengawalinya.

Di manapun kita hidup, menebar kebaikan untuk kota adalah tanggung jawab, menjaganya untuk selalu berbudi pekerti luhur adalah tugas, membuat kebaikan ditegakkan dan kemungkaran dibasmi adalah misi, memberantas kemiskinan yang kian merajalela adalah kewajiban, membuatnya menjadi indah dan layak huni adalah kebutuhan bersama, meningkatkan taraf hidup sehat adalah pekerjaan, dan membuat pendidikan yang berkualitas mudah didapat adalah amanah. Maka sudah menjadi keharusan bagi setiap warganya terlebih bagi mereka yang telah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat sarjana untuk membangun kotanya, memberikan kontribusi nyata untuk kotanya, dan tiada lelah membangun kota. Bukankah membangun bangsa harus diawali dari kota atau bahkan dari desa...

Catatan si eM