Kamis, 24 November 2011

Sejarah Hanya Mencatat Nama Para Pemenang



Kepada seluruh pemuda Indonesia tulisan ini saya sampaikan.
Sejarah hanya mencatat JUARA! Maka jadilah Juara dalam bidangmu masing-masing dan jangan hanya jadi pecundang yang hampir juara. Hidup ini keras bung! Sejarah tidak akan mencatat kerja keras seseorang jika hasil akhirnya kalah.
Memang tidak ada salahnya jika kita mementingkan proses dan ‘permainan indah’ dalam mencapai tujuan akhir. Sekali lagi saya tegaskan tidak ada yang salah jika Anda berpikir seperti itu! Hanya saja sejarah tidak akan mengukir namamu dalam database-nya.
Sejarah saat ini mencatat 10 orang terkaya di Indonesia. Sejarah tidak akan mencatat seorang Arief yang saat ini sedang berjuang untuk menjadi orang terkaya Indonesia, sekali lagi saya tegaskan sejarah tidak akan mencatat itu!
Sejarah saat ini juga mencatat pada Sea Games 2009 Malaysia juara dalam sepakbola. Itu yang orang kebanyakan ingat! Tidak akan diingat siapa yang masuk semifinal waktu itu atau bahkan tim yang saat itu melawan Malaysia di final juga sedikit sekali yang mengingat.
Maka dari itu kawan, mari sama-sama kita berjuang menjadi juara. Menderita dan sekaratlah  dalam berjuang agar selanjutnya kau bisa menjalani sisa hidupmu sebagai seorang juara!
Inspired by @zenrs
Catatan si eM

Home Is Where We’re Loved


Rumah, keluarga, dan seluruh kegaduhanya adalah tempat di mana kita akan kembali setelah seharian berktivitas, tempat di mana kita masih bisa tersenyum disaat setumpuk masalah membebani kita, tempat di mana kita dicintai meski kita sedang terjatuh dan terpuruk.

Ketika semua orang memandang rendah kita, adalah keluarga yang masih tetap menyayangi kita. Ketika semua orang memandang kita hina, adalah keluarga yang tetap memberi harapan kepada kita. Ketika semua orang menganggap kita tidak bisa, adalah keluarga yang tetap memberi motivasi dan percaya kepada kita. Ketika semua orang tidak lagi percaya dengan kita, saya yakin masih ada orang yang sangat percaya kepada kita di rumah.

Bapak tidak pernah lelah membanting tulang dan mencari nafkah yang halal untuk keluarga, ibu tidak pernah lelah mendo’akan keluarga agar kelak sukses dunia dan akhiratnya. Kakak dan adik yang tidak bosan-bosanya menceriakan suasana di rumah. Ahhh...betapa rindunya aku terhadap kehangatan keluarga.

Meskipun sekarang kita tidur di hotel berbintang lima, aku yakin kita tetap ingin pulang dan tidur di rumah. Meskipun sekarang kita sedang merantau keujung dunia, aku yakin kita tetap ingin pulang dan mencium tangan sang bunda. Seburuk apapun rupa dan tingkah kita, aku yakin masih ada keluarga yang sekarang merindukan kita...Yahhh Home is where we’re loved.

Catatan si eM